Pages

Planing dalam pembuatan BPM




Sebelum memulai suatu perencanaan, sebaiknya kita membuat planning terlebih dahulu itu sangatlah penting bagi seorang bidan sebelum mendirikan sebuah klinik mandiri atau yang biasa dikenal dengan  nama BPM . karena dengan adanya suatu perencanaan yang fokus maka akan sangat membantu kita dalam merealisasikan langkah-langkah yang nantinya akan kita jumpai sehingga BPM yang kita dirikan nantinya dapat diterima oleh masyarakat sekitar dan pastinya akan menguntungkan bagi semua pihak baik bagi bidan, klien/pasien bahkan lingkungan masyarakat sekitar kita.
Apabila nanti saya sudah menjadi seorang bidan yang professional maka sebelum saya mendirikan sebuah  BPM disekitar lingkungan masyarakat saya, maka sebaiknya saya juga harus memperhatikan berbagai aspek-aspek yang ada disana mulai dari keadaan  lingkungan  yang akan saya tempati, kondisi masyarakat yang ada disana, dan aspek keterjangkauan dimana harapan saya klinik itu nantinya bisa menjangkau semua keluhan yang dihadapi oleh pasien dan bisa dengan mudah dijangkau oleh masyarakat yang lainnya juga sehingga masyarakat tersebut dapat  merasa puas dengan pelayanan kebidanan yang akan saya berikan nantinya kepada mereka dan  bisa merasakan kenyamanan dengan fasilitas dari klinik yang saya dirikan tersebut.

Dan selanjutnya Analisis yang akan saya gunakan ini untuk membuat perencanaan tersebut lebih mudah sebelum merumuskan perencanaan itu yaitu dengan memakai analisis “SWOT” yang terdiri dari beberapa aspek yaitu diantaranya sebagai berikut:

S= Srtength ( kekuatan yang berasal dari internal)
§  Lingkungan sekitar saya termasuk lingkungan yang bersih.
§  BPM  yang sudah ada disana  lumayan jauh jaraknya dari penduduk sekitar..
§  Lingkungan sekitar tempat tinggal saya termasuk masyarakat yang padat penduduk.
§  Banyak masyarakat yang suka dan sering memeriksakan kehamilannya kebidan.

Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk mendirikan BPM sesuai dengan strength /kekuatan yaitu:

1. Saya akan mencari lokasi yang sekiranya mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar
2. Mengumpulkan dana yang ada
         3. Mengumpulkan data dan Menganalis berbagai kekurangan atau keluhan masyarakat terhadap BPS yang sudah ada kemudian berusaha mencari penyebab dan solusinya sehingga berusaha untuk melengkapi semua kekurangan tersebut




W= Weakness ( kelemahan yang berasal dari internal)
o   Masyarakat masih beranggapan kalau periksa kebidan itu biayanya terlalu mahal.
o   Kurangnya  transportasi/ kondisi jalan yang masih sulit untuk dijangkau oleh masyarakat sekitar (seperti: jalannya becek, berlumpur, dan berbatu).
o   Banyaknya BPM yang sudah berdiri dan dikelola oleh bidan yang sudah berpengalaman.

Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk mendirikan BPM sesuai dengan weakness /kelemahan yaitu:

1)      Meminta bantuan atau kolaborasi dengan bidan bidan yang sudah praktik agar bisa membantu memberi masukan
2)      Menciptakan lingkungan yang bersih dan sadar kesehatan
3)      Mendirikan BPS dengan desain senyaman mungkin untuk pasien/ klien yang diantaranya dengan memberi fasilitas yang baik, menyediakan ruang tunggu yang nyaman, membuat taman kecil sebagai wahana pemandangan dan tempat bermain untuk si kecil, menyediakan mushola, dan membangun tempat makan dan belanja perlengkapan di dekatnya .


O= Opportunity ( kesempatan yang dari eksternal)
·         Dengan adanya kemauan dari diri sndiri untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.dukungan dari keluarga
·         Dengan adanya dukungan dari kelurga juga.


Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk mendirikan BPM sesuai dengan opportunity /kesempatan yaitu:

1. Menyediakan kotak saran di depan tempat praktik, selalu menjaga kebersihan tempat praktik dan melayani dengan ramah
2. Setelah BPS tersebut berdiri saya juga ingin menyediakan Apotek serta ruang khusus untuk pertemuan ibu- ibu hamil,penyuluhan kesehatan dll.

T= Threats ( Ancaman yang berasal dari eksternal)
o   Sudah banyakanya praktik bidan praktik mandiri yang sudah professional dan berpengalaman.
o   Sudah banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan pembangunan.

Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk mendirikan BPM sesuai dengan threats /ancaman yaitu:

1. Menjaga dan Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.
2. Mengembangkan lagi pembangunan BPM yang ada di lingkungan sekitar agar lebih luas lagi nantinya.


MANFAAT ANALISA SWOT DALAM PERENCANAAN MUTU



ANALISA SWOT DALAM PERENCANAAN MUTU



 Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman). 

          Analisa SWOT ini juga merupakan analisa kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness). Sementara analisis eksternal meliputi penilaian terhadap faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths).

1. Strengths (Kekuatan) .adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal. 

2. Weakness (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh  organisasi. Kelemahan ini terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan ini tidak mendapat solusi yang tepat karena tidak adanya kekuatan yang maksimal yang sudah ada.

3. Opportunity (kesempatan) Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. 

4. Threats (ancaman) adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini merupakan hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba  untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.


 Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yg paling dasar, yg berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan  dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.Jika digunakan dgn benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

 

Manfaat Analisa SWOT  dalam perencanaan mutu

Beberapa manfaat yang akan didapatkan dengan adanya analisa SWOT yaitu sebagai berikut ini diantaranya:

  •  Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa akan datang. Dengan adanya analisa ini, maka diharapkan perusahaan akan mampu memilih kebijakan dan rencana terbaik untuk perkembangan bisnis di masa akan datang.
  •   Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan. Analisa SWOT akan membantu perusahaan dalam memikirkan berbagai upaya evaluasi kebijakan yang dirasa merugikan dan mana yang menguntungkan. Menetapkan berbagai rancangan terbaru sebagai solusi berbagai masalah yang ditemukan melalui evaluasi analisa SWOT tersebut.
  •   Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan, selanjutnya melalui informasi yang ada tersebut akan menjadi pedoman bagi pemilik perusahaan maupun perancang kebijakan untuk melakukan berbagai kebijakan baru sebagai solusi atas hasil analisa yang sudah ada.
  •   Memberikan tantangan ide-ide baru bagi pihak manajemen perusahaan. Adanya berbagai permasalahan seperti kelemahan, peluang serta kekuatan yang kecil ataupun ancaman dari pihak luar akan mendorong bagian dari manajemen perusahan untuk menemukan berbagai ide kebijakan yang lebih fresh dan akan lebih efektif menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada.




Aplikasi Analisis SWOT untuk Menjadi Bidan yang Terbaik

 Kekuatan (Strenght)
  • Bisa melakukan tugas sebagai bidan (melakukan APN, merawat BBL , KB)  walaupun belum semuanya
  •  Ingin mengurangi AKI dan AKB
  • Senang terhadap profesi yang bisa menolong orang terutama ibu dan bayi
  • Mampu bersikap sopan dan santun pada pasien/klien 

 Kelemahan (Weakness)
  • Mudah capek dan sakit
  • Rasa males sering muncul
  • Kurang percaya diri
  • Skill masih kurang
  • Belum berkompeten

Kesempatan (Opportunity)
  • Ada lahan/tempat untuk praktek
  • Orang tua mendukung menjadi bidan
  • Sepupu ada yang menjadi tenaga kesehatan
  • Ada tawaran kerja dari rekan orang tua
  • Di desa tenaga bidan masih kurang

Ancaman (Threat)
  • Banyak bidan senior yang lebih kompeten
  • Bidan banyak aturan
  • Bidan mendapat sanksi jika terjadi mal praktek
  • Saudara ada yang tidak mendukung menjadi bidan

 

Dengan menerapkan analisa SWOT dalam perencanaan mutu pelayanan kebidanan maka kita dapat mengukur, menilai, menimbang seberapa besar kemampuan kita dalam memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu yang sesuai dengan kemauan masyarkat / klien.






 
Daftar Pustaka:
http://nana/Kualitas%20%28Quality%20Control%20Wibisono.htm

MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

MUTU PELAYANAN KEBIDANAN


 A. KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN 

1.1 Pengertian Mutu Pelayanan Kebidanan 

Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Layanan kebidanan ini diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.


Menurut para ahli ada beberapa pendapat tentang penyampaian beberapa mutu sebagai berikut yaitu:  
*                  Menurut Din ISO 8402 (1986)  Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan kepuasan pada pengguna layanan. 
*                  Menurut JCAHO (1993) Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan,
Layanan kesehatan  bermutu juga merupakan suatu layanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen ataupun masyarakat serta terjangka. 
*                  Menurut Winston Dictionary (1956) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sudah diamati, dan sifat yang dimiliki oleh suatu program. ( Donabedian,1980 )



Sedangkan beberapa ahli juga berpendapat tentang pengertian tentang mutu pelayanan kesehatan:
1. Menurut Azhrul Aswar (1996) mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
2. Menurut Mary R.Zimmerman mutu pelayanan kesehatan adalah Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses yang meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk mendapatkan pelayanan dokter, dan  karyawan. 
3. Menurut Djoko Wijono mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi. 



2.1 Bentuk Program Menjaga Mutu Prospektif
Program menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan dilaksanakan, perhatian utama pada standar masukan dan lingkungan yaitu sebagai berikut:

A.Standarisasi (Standardisation) 
Standarisasi berguna untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, ditetapkanlah standarisasi institusi kesehatan. Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya ketentuan tentang standarisasi, yang lazimnya mencakup tenaga dan saran, yang berfungsi sebagai institusi kesehatan yang tidak memenuhi syarat. Standarisasi ini merupakan suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yang menyangkut masukan proses dari system pelayanan kesehatan.

B. Perizinan (licensure)
         Meskipun standarisasi telah terpenuhi, bukan berarti mutu pelayanan kesehatan selalu dapat dipertanggung jawabkan. Untuk mencegah pelayanan kesehatan yang tidak bermutu, standarisasi perlu diikuti dengan perizinan yang lazimnya ditinjau secara berkala. Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang memenuhi persyaratan. Lisensi ini merupakan proses administasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwewenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.



Seberapa penting mutu dalam pelayanan kebidanan
 
1.Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syara- syarat itu antara lain yaitu sebagai berikut:
*      tersedia (available),
*      wajar (appropriate),
*       berkesinambungan (continue),
*       dapat diterima (acceptable),
*      dapat dicapai (accesible),
*      dapat dijangkau (affordable),
*      efisien (efficient) serta bermutu (quality).
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana dikenal dengan nama program menjaga mutu (Quality Assurance Program).
2. Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Tujuan antara
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan.
B. Tujuan akhir
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab masalah mutu berhasil diatasi.



3. Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari persyaratan yang dimaksud dan dipandang penting ialah:
A. Bersifat khas.
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti jelas sasaran, tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja.
b. Mampu melaporkan setiap penyimpangan.
Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan setiap penyimpangan secara tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program menjaga mutu yang baik seyogianya mempunyai mekanisme umpan balik yang baik.


c. Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.
Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan berorientasi pada masa depan. Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap terhadap setiap perubahan, bukanlah program menjaga mutu yang baik.

d. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.

            Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan sehingga tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan ekonomis dan karena itu bukanlah suatu program yang baik.
e. Mudah dilaksanakan.
Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya sering dikembangkan program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada baiknya program tersebut dilakukan secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan kesehatan .

f. Mudah dimengerti.
Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya. Program menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti, bukanlah suatu program yang baik.
  

 
4. Manfaat.
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan diperoleh. Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan antara lain:
*      Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
*      Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.
*      Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
*      Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.




  Daftar Pustaka: